Aku
dan Dia
David Jonathan Lonardy
David Jonathan Lonardy
Ini kisahku saat
remaja.Penuh dengan kebahagiaan dan kepahitan,namun Aku selalu mengingatnya,berputar-putar
di pikiranku dan ingin menarikku kembali ke masa-masa tersebut.Semuanya telah
berlalu,10 tahun sudah.Kupikir semua telah berakhir,namun ternyata belum.Dia
masih ada,bersamaku.Kenangan bersama Dia kembali terulang.Apa maksud dari semua
ini ? Padahal ku ingin melupakan memori indah nan pahit bersamanya.Kenapa kami
kembali dipertemukan setelah 10 tahun ?
Jalur undangan,jalur
spesial bagi mereka yang cerdas dan berprestasi.Syaratnya cukup mudah,cukup
memasukkan berkas-berkas yang di tentukan,seperti daftar nilai-nilai mereka
selama mereka bersekolah.Jika nilai tersebut dinyatakan memenuhi,maka siswa
yang bersangkutan akan diterima,jika tidak,maka sebaliknya.Semua siswa cukup
antusias mendengar hal tersebut,jika mereka berhasil,tes masuk SMA akan mereka
lewati atau dengan kata lain bebas tes.Aku tertarik dan ingin mencoba hal
tersebut.SMA A,SMA B,dan SMA S adalah daftar sekolah yang mengadakan jalur
tersebut.Aku ingin mengikuti jalur undangan SMA A,karena teman-temanku ingin
mendaftarkan dirinya ke sekolah tersebut.Namun orang tuaku menginginkanku untuk
mengikuti jalur undangan SMA S,karena lebih berkualitas.Aku pun hanya bisa
patuh,toh kalau gagal aku bisa tes ke SMA A.Itulah pola pikirku,sebelum
menyadari sesuatu.Dia,teman sekelasku yang kusukai selama 2 tahun,mengikuti
jalur undangan SMA S.Tiba-tiba pola pikirku berubah,menjadi lebih optimis dan
tak ingin gagal dalam jalur undanganku.
Disinilah Aku
sekarang,SMA S.Berada di sekolah ini cukup sulit.Karena Aku gagal dalam jalur
undangan SMA S,Aku pun beralih ke jalur tes.Aku berusaha keras agar lolos,dan
akhirnya berhasil.Aku selalu bertanya-tanya,apakah pilihanku sudah tepat
ataukah salah.Bagaimana jika Dia tidak lagi sekelas denganku? Bagaimana jika
Aku jadi kehilangan motivasi belajar karenanya? Aku pun berharap pilihanku
tepat,memasuki sekolah ini dan menjadikannya motivasiku dalam berprestasi.
Kemungkinan terburukku
terjadi.Dia berbeda kelas denganku.Aku mulai kehilangan motivasiku.Namun Aku
selalu berpikir positif,perbedaan kelas tidak akan mempengaruhi motivasiku
dalam berprestasi.Semangat belajarnya akan ku jadikan semangatku.
Tiga bulan berlalu,pendaftaran
untuk bimbingan olimpiade telah dibuka.Jelas saja aku memilih bimbingan
olimpiade matematika.Namun Aku ragu akan Dia yang belum memutuskan ingin
bergabung ke bimbingan olimpiade matematika atau tidak.Hampa rasanya tanpa
kehadirannya.Dan lagi-lagi kemungkinan terburukku terjadi.Dia memutuskan untuk
bergabung ke bimbingan olimpiade Biologi,karena peluang untuk bersaing lebih
mudah.Apa yang akan terjadi pada diriku
?
Satu bulan pertama
semenjak bimbingan olimpiade dimulai,semuanya terasa hampa.Materi pembuka saat
itu,fungsi komposisi,tak dapat ku terima dengan baik.Buyar semua
konsentrasiku.Aku pun memtuskan untuk ke perpustakaan untuk mencari beberapa
referensi materi.Sore nan sejuk,ditemani dengan udara segar.Aku berada di dekat
jendela,mengerjakkan beberapa soal sambil ditemani dengan sekotak susu
coklat.”x nya berapa sih ?” Gumamku akibat kekesalan ini.”Hmmm,mungkin 3.Kan
ini tadi sudah dimisalkan,tinggal merubah beberapa bagian di ruas kiri dan
kanan”,ujar seseorang dengan suara halusnya.Dia berada disampingku sedang
berdiri dan mengajariku.Aku pun terpacu dalam menjawab soal tersebut,sambil
berharap momen ini tidak hilang dari hadapanku.
Kira-kira empat bulan
telah berlalu. Aku terpacu dan ingin bersama dengannya dalam memperebutkan
medali emas pada olimpiade bidang akademik yang cukup terkenal se-indonesia
ini.Tahap penyisihan adalah tahap awal dari segalanya.Semua yang
kupelajari,akan kugunakan dalam tahap awal ini.Terlebih lagi Aku,yang selalu
belajar di perpustakaan demi bertemu Dia,menjadi lebih semangat.
Aku sering menemui Dia
di perpustakaan,terkadang juga Aku menanyakan materi yang tak kumengerti
padanya.Dan tak terasa,empat bulan kulalui bersamanya,selalu terulang hingga
saat ini.Kuanggap ini kemajuan yang sangatlah pesat.Apakah Aku telah mengubah
perasaanmu walau sedikit saja ? Semua materi terasa melekat,lebih mendalam
akibat Dia yang selalu bersamaku.Lomba pun dimulai,dan Aku pun terpacu dengan
segalanya.Hasil apakah yang akan kudapat ?
Dua minggu setelah
lomba bergengsi tersebut terlaksana,hasilnya pun di umumkan.Aku lolos ke tahap
selanjutnya,namun....
Dia tidak lolos ketahap selanjutnya.
Motivasiku untuk melaju
ke tahap selanjutnya lenyap.Lagi-lagi kehampaan ini menghampiriku.Kenapa Aku
selalu menerima kenyataan pahit setelah hal-hal baik yang kulalui ? Aku telah
terpacu sejauh ini demi meraih prestasi bersamamu,karena hanya dengan cara
tersebut Aku bisa selalu bersamamu.
Bulan Juli,tahap
semifinal berjarak kurang lebih 3 hari lagi.Aku,yang telah kehilangan motivasi
terus memaksakan diri demi hasil terbaik.Namun itu hanya memperburuk keadaan.Aku,satu-satunya
perwakilan dari sekolahku gagal melaju ke tahap final.Pikiranku terasa hampa
sesaat,ingin saja ku akhiri semua ini.Tapi bagaimana caranya ?
Tahun kedua,semuanya
terasa hampa.Kenyataan bahwa Dia tidak lagi sekelas denganku,membuatku semakin
terpuruk.Ingin ku menemuinya,sekedar menanyakan kabar atau menanyakan dimana
kelasnya sekarang.Namun,terlintas di benakku,mengapa Aku ingin menemuinya ?
Setelah Aku menanyakan semuanya lalu apa ? Semua sama saja,kan ?
Aku pun memberanikan
diri untuk menanyakan hal tersebut,mengesampingkan pikiranku yang mungkin saja
sudah lelah dengan semua ini.Akupun menanyainya melalui pesan singkat.
“Hei.”
“Ada
apa?”
“Dimana
kelasmu sekarang?”
“XI
MIA 2”
“Lagi-lagi
kita beda kelas,yah.”
“Itu
saja ?”
“Iya,maaf
telah mengganggu,Aku hanya penasaran.hehehehe,Selamat malam.”
Percakapan yang
sangatlah singkat,namun menyakitkan.Jawaban yang diberikan padaku adalah
jawaban yang secukupnya.Secara pandangan psikologis,jawaban tersebut adalah
pertanda bahwa lawan bicara atau dalam hal ini,Dia,kurang menyukai keberadaan
lawan bicaranya atau Aku.Pertanda apakah ini ?
Selama 4 bulan sebelum
lomba tersebut,kira-kira Dia telah menganggapku apa? Bahkan saat
itu,jangan-jangan Dia hanya menganggapnya hal biasa ? Tak ada kah yang
berubah,walaupun hanya sedikit saja,perasaanmu kepadaku ? Mungkin saja
pandanganku bahwa selama ini kami ‘cukup dekat’ hanyalah bayangan belaka.Hanya
sering bertemu dengannya di perpustakaan,selalu belajar bersama,itu semua
hanyalah ‘kebetulan’ belaka.
Aku bertemu dengannya
saat itu,kelas 1 SMP.Semuanya hanyalah ‘kebetulan’.Tiga tahun kulalui,dengan
secara ‘kebetulan’ Dia selalu sekelas denganku.Aku menyukainya sejak kelas 2
SMP.Secara ‘kebetulan’ juga,Aku bisa lolos tes untuk memasuki sekolah
ini,padahal itu adalah tahap tersulit.Dan lagi-lagi secara ‘kebetulan’,Dia selalu
keperpustakaan hanya untuk belajar dan juga ‘kebetulan’ Aku sedang belajar di
sana.Apakah kalian percaya pada ‘kebetulan’?
Malam yang dingin,
kira-kira pukul 8 malam.Aku menerobos dinginnya malam dan derasnya
hujan.Terdengar gila namun itulah kenyataan yang kulakukan.Untung saja rumah
sahabatku belum terkunci.Aku pergi menemui sahabatku yang juga bersekolah di
SMA S.Aku ingin saran dari sahabatku,apa yang ku harus lakukan sekarang ?
Angeline
Victoria.Namanya saja sudah pasti,salah satu donatur SMA S dan anak dari pengusaha terkenal.Aku selalu
memberinya saran ketika dia sedang bingung,sekarang saatnya Aku yang harus
diberi saran olehnya,Angeline.
”Hujan deras dan kamu
nekat kesini.Sesuatu yang harus kuakui darimu” Sambut Angeline dari dalam
rumahnya.”Terima kasih atas pujiannya.Aku butuh pendapatmu saat ini” Ujarku
yang agak terburu-buru,ingin meluapkan semuanya.Aku pun disajikan secangkir teh
hangat.
“Jadi,ceritakan apa
yang terjadi.Aku sudah bisa melihat bahwa itu tujuanmu datang kesini.” Ujar
Angel yang sepertinya sudah mengetahui maksud dari kedatanganku.”Apa yang harus
kulakukan sekarang ? Dia tak pernah meresponku.Bahkan setelah yang kulalui
bersamanya,belajar bersama,hingga pulang bersama,apakah ada yang salah dari hal
tersebut? Aku selalu ada untuknya“,Aku mengeluarkan semuanya,hal mengganjal dan
hal menyakitkan.
”Pernahkah kamu
berpikir akan keburukan yang dimiliknya ? Apa yang kamu akan lakukan jika kamu
mengetahuinya ? Jawabanmu yang akan menentukan isi hatimu” Balas Angeline.
Tentu saja Aku membalasnya
“Aku siap dengan hal tersebut,apapun itu”.”Aku sudah menduga jawabanmu itu.Kamu
pasti akan selalu bertahan disisinya,bukan ? Kamu pasti akan hancur
tanpanya.Tapi bagaimana dengan Dia ? Apakah Dia akan hancur tanpamu ? Apakah
Dia akan bertahan disisimu ?.” Ujar Angeline dengan tegas dan seakan menusuk
hati.
Cukup menyayat
hati.Serasa jantungku berhenti berdetak.Seakan-akan semuanya telah
hilang,lenyap termakan api.Itulah yang kurasakan setelah mendengarkan
pertanyaan Angeline.Jika saja Aku lebih lama lagi mendekatinya,apa yang akan
terjadi ? Sepertinya,bagaimanapun caranya,semuanya akan gagal.
“Terima kasih telah
mendengarkan semuanya.Aku akan memutuskan kelanjutannya dan pastinya,hanya kamu
yang tau.Bahkan Aku pun tidak tau apa yang akan terjadi.” Ucapku malam
itu,menutup pertemuanku dengan Angeline Victoria,seorang yang kaya raya dan
cerdas dalam memainkan kata-kata.
Hari demi hari berlalu,Aku mulai melupakannya.
Keputusan
terberat,namun harus kuterima.Suatu saat nanti Aku akan berpisah darinya,tak
mungkin selalu bersama.Jarak yang selalu bertambah menjadi pertanda,bahwa
semuanya sudah selesai.Aku mengingat suatu kalimat yang pernah di ucapkan Levi,salah
satu karakter dari suatu animasi jepang,
’Jangan
pernah menyesali pilihanmu,karena semua akan berakhir pada kehancuranmu.Semua
tidak pernah tau apa yang akan terjadi selanjutnya,jadi,janganlah takut untuk
memilih’.
Kalimat tersebut
membuatku seakan-akan selalu siap pada setiap kemungkinan yang terjadi.Ku akui
,mungkin saja pilihanku memasuki SMA S adalah pilihan yang salah.Sekolah ini
termasuk sekolah dengan aturan terketat yang pernah ada.Tapi,Aku tidak akan
pernah menyesalinya,karena sekolah ini juga,Aku jadi bisa sering menemuinya,Dia
yang pernah membuat hidupku penuh warna.
Masa kelulusan telah
tiba.Tiga tahun telah kuhabiskan di SMA S.Banyak hal dan pengalaman yang telah
kulalui.Dan Aku berhasil lulus dengan nilai terbaik.Terima Kasih sahabatku,yang
selalu bersamaku.Terima Kasih kawan-kawan yang bersamaku dalam segala
kebahagiaan bersama.Dan juga,Terima Kasih,kepada Dia yang pernah menjadikan
hidupku penuh warna.Semuanya telah berakhir.
Sekarang adalah masa
dimana Aku harus mengabdi menjadi dokter selama beberapa tahun.Aku siap dengan
hal baru yang selalu berada didepanku.Tidak terasa sudah 10 tahun sejak Aku
lulus SMA S,Aku menjadi seorang yang hebat.Kerja keras tidak pernah
mengkhianati hasil.Namun tetap saja,satu hal yang selalu mengganjal dalam
hidupku.
Apa kabar si Dia ?
Kenangan manis nan
pahit,indah nan menyakitkan,semuanya serasa terbuang dengan percuma.Hingga.....
“Nate ?”ucap seseorang
yang terdengar seperti suara seorang wanita,Aku pun menoleh ke arah
belakang.Aku pun cukup terkejut ketika yang memanggilku ternyata Dia,seseorang yang
telah berhasil membuatku penasaran akan keberadaannya selama 10 tahun terakhir.“Veron
?” balasku.”Kamu ternyata masih mengenaliku.”balasnya.
Percakapan singkat
namun berhasil melepas kerinduanku kepadanya.ternyata memang diriku masih belum
bisa melepaskannya,Dia yang pernah membuat hidupku berwarna.
”Nate,kamu baik-baik
saja ?” Tanyanya kepadaku.Tanpa kusadari air mata mengucur di pipiku,rinduku
padanya ternyata membuat ku meneteskan air mata.Apa yang kulakukan ?! Bodohnya
diriku ini meneteskan air mata di hadapannya.Baru saja ku ingin berbohong atas
kebodohanku ini,tetapi Dia lebih dulu berkata kepadaku sambil tersenyum,
”Bukan hanya kamu,tapi
aku juga...
...rindu.”.
.
.
.
.
END
Sekian cerpen buatan saya,terima kasih :)